Depok-Berita Muhammadiyah Bojongsari. Dengan
mengusung tema “Membangun Kekuatan Sosiopreneurship untuk Dakwah Berkemajuan di
Bojongsari” Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) BOJONGSARI mengadakan rapat
kerja pimpinan (RAKERPIM) di Rumah Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah
(PRM) Duren Seribu, Ahad 18 Dzulhijjah 1443 H, bertepatan dengan 17 Juli 2022.
Rapat kerja yang diikuti oleh Anggota Pimpinan
Cabang dan para ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Se-Kecamatan Bojongsari
ini, dibuka oleh salah seorang anggota pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Depok,
Dr. Muhtadin Tyas.
Dalam sambutannya, Dr. Muhtadin mengingatkan
bahwa hendaknya RAKERPIM
mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh PCM, sehingga bisa fokus
terarah dan terukur dalam menjalankan program-program PCM, jelasnya.
Namun demikian, ditandaskan oleh Muhtadin,
bahwa dari segi latar belakang Anggota pimpinan Cabang yang plural dan
heterogen, ia optimistis Cabang ini akan menyamai seperti PCM Cileungsi yang
telah menorehkan beagam prestasi gemilang. Sehingga PCM Cileungsi menjadi
salah satu PCM terbaik di Indonesia. Ia berharap PCM BOJONGSARI ke depan bisa
seperti PCM Cileungsi, tandasnya.
Bermula dari Mimpi
Dalam bagian lain dari sambutannya, Muhtadin
mengingatkan bahwa keberadaan Muhammadiyah dengan segala prestasinya seperti
sekarang ini tidak lepas dari mimpi-mimpi besar dari orang-orang seperti K.H.
Ahmad Dahlan, K.H. Suja' yang pada saat awal ditugasi untuk mengelola bidang
kesehatan dan K.H. Hisyam yang mengelola bidang pengajaran.
Pada saat itu mereka dengan lantang mengatakan
akan mendirikan Rumah Sakit dan Sekolah sampai dengan Perguruan Tinggi. Padahal
saat itu, Muhammadiyah sendiri, jangankan Perguruan Tinggi, bahkan sekolah
menengah pun belum memiliki. Demikian juga dengan rumah sakit sangat jauh dari
kenyataan. Namun mereka tetap bersemangat untuk mendirikan lembaga yang pada
saat itu, hanya mimpi, tegasnya. Dan kini kita dapat menyaksikan kemajuan Muhammadiyah
dalam berbagai bidang, pungkasnya.
Sementara itu Ketua PCM Bojongsari, Dr. Zamah
Sari mengingatkan bahwa kepemimpinan Muhammadiyah adalah kepemimpinan bersifat
kolektif dan kolegial. Oleh karena itu maka keputusan apa pun hendaknya
diputuskan secara bersama anataranggota pimpinan.
Dalam bagian lain sambutannya, ketua PCM
Bojongsari menekankan bahwa kepemimpinan Muhammadiyah di era revolusi industri
mesti in line dengan perkembangan
global yang menekankan kemajuan industri teknologi. Dengan mengutip futurolog Alvin Toffler, kategori ileterasi (buta huruf) di era kini adalah mereka yang tidak akrab
dengan teknologi digital. Oleh karena itu kita pun mesti mengimbangi kemajuan
zaman dalam tata kelola PCM yaitu berbasis digital, tegasnya.
Beragam Harapan
mengemuka dalam RAKERPIM PCM Bojongsari
RAKERPIM yang dilaksanakan oleh PCM Bojongsari
telah memantik beragam harapan di antara
peserta Raker. Pengantar Rapat diawali oleh ketua PCM Bojongsari yang
menekankan pada ciri khas PCM Bojongsari yaitu pada keunggulan dalam bidang
sosiopreneurship. Ia menginginkan bahwa Pada Tahun 2028 PCM Bojongsari menjadi
Cabang Muhammadiyah terbaik di Depok yang melakukan pemberdayaan
masyarakat berbasis sosiopreneurship,
harapnya.
Zamah Sari juga mengingatkan pada komitmen PCM
Bojongsari. bahwa PCM Bojongsari hadir untuk menjadi solusi bagi pembangunan
Bojongsari yang nyaman, unggul, dan religius. Oleh karena itu, tentu perlu
kerja keras seluruh anggota pimpinan dan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan
komitmen PCM tersebut.
Sementara
sekretaris PCM Bojongsari,
Dr. Jaja Nurjanah menginginkan agar ke depan PCM Bojongsari dibangun dengan kekompakan,
kerja sama dan integritas yang tinggi. Untuk itu maka ia mengusulkan agar PCM
memiliki sekretariat yang represantatif dan strategis. Secretariat bisa
diperoleh dengan cara menawarkan kepada masyarakat luas melaui media digital,
atau menyewa, yang kedepannya bisa dimilki sendiri. Secretariat ini nantinya
bersifat terintegrasi, antara kantor PCM dana mal usaha yang akan dirintis,
usulnya.
Peserta raker
berikutnya, Deni Asmara menyarankan agar PCM da;am programnya menekankan pada
bidang ekonomi. Untuk itu, maka perlu struktur PCM yang kuat guna mewujudkan
ekonomi yang sosiopreneurship, usulnya. Selain Deni Asmara, pesrta Raker
berikutnya, Toha Jumali, mengusulkan agar amal usaha Muhammadiyah di bidang
ekonomi, dikonkretkan misalnya dalam bentuk Baitut tamwil wal mal (BTM).
Menanggapi
usulan kedua peserta di atas, Mohammad Yono, selaku anggota raker berikutnya
mengingatkan agar BTM yang hendak didirikan dipersiapkan secara matang dan
serius. Mengingat ia sendiri, pernah memiliki pengalaman ketika menjadi Ketua
PRM Pondok Petir, upaya mendirikan BTM gagal. Ia juga mengusulkan agar PCM
membuka usaha dalam bidang jasa misalnya pelayanan haji dan umrah. Senada
dengan Mohammad Yono, peserta raker berikutnya, H. Sahlan Toro juga menyetujui
agar PCM Bojongsari mencoba membuka pelayanan kelompok bimbingan ibadah haji
dan umrah (KBIHU).
Dalam raker yang
berlangsung serius tapi santai juga mengemuka usulan agar PCM tidak hanya
memberikan “ikan” tapi lebih baik para dhu’afa diberdayakan dengan diberikan
“kail”. Hal ini disampaikan oleh anggota PCM lainnya, yaitu Mohammad Jamal. Ia
juga mengusulkan agar PCM memfasilitasi dalam bentuk kerja sama dengan kelompok
usaha mikro dan kecil (UMKM).
Sementara
anggota pimpinan lainnya, K.H. Mustakim Kurdi mengingatkan agar rapat kerja PCM
menghasilkan putusan yang dapat dikawal sampai tuntas. “Jangan sampai putusan
yang dibuat putus beneran, tidak lagi
menjadi agenda PCM” selorohnya. Untuk itu maka media pertemuan seperti
pengajian harus terus digalakan karena dengan forum pengajian kita akan saling
bertemu dan akan membahas hal-hal yang sudah kita putuskan, namun belum terealisasi.
Usulan-usulan
dalam RAKERPIM ini diamini oleh para ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-bojongsari. Menurut
para ketua PRM usulan-usulan ini sudah baik, tinggal dilaksanakan sesuai skala
prioritas.